"dosa terbesar adalah ketakutan"
(Ali Bin Abi Thalib)
Pecundang atau Pemenang?
Sangat memalukan jika menjadi seorang penakut dengan ketakutan yang berlebihan yang pada akhirnya membuat kita lari dari masalah adalah salah satu tindakan seorang pengecut. Seorang pengecut adalah seorang pecundang yang selalu mencari jawaban atas setiap masalah. Berbeda dengan seorang pemenang yang selalu mencari solusi atas setiap masalah.
Pertanyaannya adalah, yang manakah pilihan kita?
Menjadi seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang?
Sang Pendidik..
Hmm,Menjadi seorang ibu adalah amanah yang harus Aku pikul. Walaupun hanya menjadi seorang pendidik dalam suatu keluarga yang muridnya adalah anak kandungku sendiri.
Tapi ini adalah amanah, Allah menitipkannya padaku, Subhanallah..
Dan amanahku semakin luar biasa ketika aku menjadi seorang guru. Ya kau tahu, Anakku semakin bertambah banyak. Dan mereka adalah remaja, para pencari jati diri..
Mereka adalah anak-anak kreatif, luar biasa. Tapi sayangnya beberapa orang dari mereka tidak berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah gifted boy. Sikap malas, tidak disiplin, dsb menghalangi mereka meraih kesuksesan. Sayang sekali.
Lalu imbasnya berupa beberapa susunan-susunan angka yang mengecewakan muncul di raport akhir semester mereka.. Hingga akhirnya bukan cuma orangtua sibuk memberikan Ia pertolongan, tp juga wali kelas dan guru juga disibukkan. Kerja dua kali sepertinya. Tp ini semua karena amanah dan rasa sayang yang besar pada mereka..
Bagaimana bisa terjadi seperti itu..
Karena mereka hanya bisa menunggu bantuan dari orang lain dengan tanpa terlebih dahulu menolong diri mereka sendiri. Padahal semua yang terjadi adalah zaman mereka, zaman mereka adalah sejarah mereka sendiri, sejarah mereka adalah tantangan mereka sendiri. Tapi yang terjadi bahwa mereka tidak berusaha mewarnai sejarah mereka masing-masing. Ironis...
Harapan terbesar orangtua adalah di dalam diri seorang anak.
Aku bisa faham, melihat dalam diri orangtua tersebut dan karena akupun seorang ibu, bagaimana rasa yang tercampur aduk. Terluka, marah, sedih, kecewa dan sebagainya bercampur aduk jadi satu. Bisa dibayangkan.. Tapi anak tetaplah anak, Pengorbanan paling besar pun pasti akan dilakukan orangtua.. karena anak adalah harapan terbesar orangtua.. Semua perasaan itu adalah wajar, tapi tidak pernah sedikitpun terlintas rasa kebencian.. Seekor harimau lapar sekalipun tak akan pernah memakan anaknya.................
Entahlah, tapi Aku pasti akan melakukan sebaik mungkin untuk anak didikku. Sekonyol apapun yang mereka perbuat, seburuk apapun, bahkan kalimat sekritis apapun yang mereka lontarkan padaku. Tapi mereka tetap anak-anak yang menyenangkan bagiku..
Aku tidak akan menyerah, aku tidak mau menjadi pecundang. Karena seorang pecundang tidak akan bisa melahirkan para pemenang...
Anakmu bukan milikmu, tetapi milik zamannya. Sejarahnya, tantangannya! Jangan biarkan ia menjelma sepertimu. Biarkan dia memiliki semua jawaban bagi zamannya.
(Ali Bin Abi Thalib)
0 komentar
Posting Komentar